Bahasa adalah salah satu cara manusia untuk saling berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Dalam kehidupan masyarakat adat jawa, terdapat sebuah aturan-aturan mengenai berbahasa. Dari dahulu masyarakat jawa sangat menjunjung tinggi mengenai kesopanan. Hal ini terangkum jelas dalam bahasa jawa yang dapat disebut dengan unggah-ungguh basa.
Selasa, 31 Oktober 2017
Kamis, 12 Oktober 2017
Ngapati dan Mitoni dalam kehamilan perempuan Jawa
Ngapati/ Keba/ Mitoni/ Tujuh bulanan, kebiasa tersebut tadi sudah sangat lazim terdengar pada masyarakat jawa.
Kehamilan dalam kehidupan memanglah sangat diidam-idamkan oleh seluruh keluarga. Begitu juga pada masyarakat jawa, kehamilan ini sangatlah dihargai karena pada seseorang/ perempuan jawa yang sedang mengandung akan dilaksanakan upacara adat yang memang telah turun temurun dilakukan. Upacara adat itu adalah upacara ngapati dan mitoni.
Kehamilan dalam kehidupan memanglah sangat diidam-idamkan oleh seluruh keluarga. Begitu juga pada masyarakat jawa, kehamilan ini sangatlah dihargai karena pada seseorang/ perempuan jawa yang sedang mengandung akan dilaksanakan upacara adat yang memang telah turun temurun dilakukan. Upacara adat itu adalah upacara ngapati dan mitoni.
Rabu, 11 Oktober 2017
Mengenal Primbon
Pada dasarnya, Primbon merupakan penanda yang dijadikan sebagai tolak ukur sebagian masyarakat jawa pada zaman dahulu agar lebih mudah mengingat apa yang sebaiknya dilakukan agar tidak memberikan dampak negatif atau akibat yang fatal. Dengan kata lain zaman dahulu primbon adalah aturan untuk mengerjakan sesuatu.
Primbon sendiri secara arti adalah perhitungan atau ramalan maupun pandangan yang biasa digunakan oleh orang jawa. Primbon biasanya
Primbon sendiri secara arti adalah perhitungan atau ramalan maupun pandangan yang biasa digunakan oleh orang jawa. Primbon biasanya
Senin, 09 Oktober 2017
Pranatacara
Panatacara/Pranatacara adalah salah satu orang yang mempunyai fungsi untuk mengatur jalannya acara ataupun membawakan acara pada acara resmi ataupun acara adat khususnya dengan menggunakan bahasa jawa dalam penyajiannya.
Syarat agar bisa menjadi pranatacara sendiri adalah
1. teknik vokal/olah suara yang bagus
2. penampilan menarik
3. tingkah laku yang baik
4. menguasai bahasa jawa yang halus serta menguasai sastra jawa
contoh :
Syarat agar bisa menjadi pranatacara sendiri adalah
1. teknik vokal/olah suara yang bagus
2. penampilan menarik
3. tingkah laku yang baik
4. menguasai bahasa jawa yang halus serta menguasai sastra jawa
contoh :
Sabtu, 07 Oktober 2017
Tembang Macapat "Pocung"
Dalam bahasa jawa "Pocung" memiliki arti sudah dibungkus. Menggambarkan kematian manusia lalu dimandikan, disholatkan, dikafani dan kemudian dikuburkan. Watak tembang ini sembrana parikena, gecul ora ana greget saut. Pocung dalam kamus bahasa jawa kuna karangan P.J. Zoetmoelder, pocung memiliki dua arti. Yang pertama berarti botol/gelas, sedangkan arti yang kedua adalah mengunjungi atau memasuki dengan diam-diam.
Tembang macapat ini sering dipakai untuk menghibur atau digubah untuk penanda ataupun teka-teki.
Contoh tembang dan Analisis singkat :
Tembang macapat ini sering dipakai untuk menghibur atau digubah untuk penanda ataupun teka-teki.
Contoh tembang dan Analisis singkat :
Jumat, 06 Oktober 2017
Wayang "Kesenian tradisional penuh Makna"
Wayang adalah salah satu kesenian tradisonal yang memiliki wujud berupa replika ataupun gambaran yang bisa dikendalikan oleh manusia(Dalang), perwujudan itu diambil rata-rata berasal dari salah satu cerita lama yang
Kamis, 05 Oktober 2017
Tembang macapat pangkur
Pangkur (Menjauhi hawa nafsu)
Dalam bahasa jawa, kata mungkur memiliki arti menjauhi atau menghindari. Watak tembang ini adalah sereng lan teges. Unsur pembangun pada tembang macapat pangkur tetap sama seperti tembang macapat yang lain yaitu guru gatra, guru lagu, guru wilangan. Hanya saja jumlah pada setiap unsur pembangun tersebut yang membedakannya.
Dalam bahasa jawa, kata mungkur memiliki arti menjauhi atau menghindari. Watak tembang ini adalah sereng lan teges. Unsur pembangun pada tembang macapat pangkur tetap sama seperti tembang macapat yang lain yaitu guru gatra, guru lagu, guru wilangan. Hanya saja jumlah pada setiap unsur pembangun tersebut yang membedakannya.
Langganan:
Postingan (Atom)