Dalam bahasa jawa "Pocung" memiliki arti sudah dibungkus. Menggambarkan kematian manusia lalu dimandikan, disholatkan, dikafani dan kemudian dikuburkan. Watak tembang ini sembrana parikena, gecul ora ana greget saut. Pocung dalam kamus bahasa jawa kuna karangan P.J. Zoetmoelder, pocung memiliki dua arti. Yang pertama berarti botol/gelas, sedangkan arti yang kedua adalah mengunjungi atau memasuki dengan diam-diam.
Tembang macapat ini sering dipakai untuk menghibur atau digubah untuk penanda ataupun teka-teki.
Contoh tembang dan Analisis singkat :
versi 1
Ngelmu iku, kelakone kanthi laku
Lekase lawan khas
Tegese khas nyantosani
Setya budya pangekese dur angkara
arti :
Ilmu itu terlaksana dengan penghayatan
Penerapannya harus dengan sungguh-sungguh
Artinya dapat memberikan kesejahteraan
Dengan kesadaran yang kokoh untuk menaklukan angkara murka
versi 2
Beda lamun, wus sengsem rehing asamun
Semune ngaksama
Sasamane bangsa sisip
Sarwa sareh saking mardi martotama
arti :
Beda halnya, dengan yang sudah senang hidup di keheningan
Wajahnya mencerminkan sebagai pemaaf
Terhadap sesamanya yang berbuat kesalahan
Senantiasa sabar dalam berupaya menjadi seorang pemurah atau pemaaf
Analisi singkat :
Pada tembang diatas ini menceritakan mengenai pengingat akan kehidupan, apakah dia berhasil melampaui semua dan menghindari dari hal negatif atau tidak. Hal ini tertera pada syair yang berbunyi "Setya budya pangekese dur angkara" dan "beda lamun, wus sengsem rehing asamun." Secara tidak langsung menyiratkan bahwa itu adalah orang yang sudah tiada pada alam kehidupan. Sebenarnya apabila diperhatikan tembang ini mengingatkan kita akan kehidupan namun dikemas dalam watak yang lucu agar tidak larut dalam kesedihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar